Posts

Showing posts from February, 2012

selembar terima kasih di akhir minggu

Minggu ini ada banyak hal yang saya lalui. Sebagian besar diantaranya hanya hal-hal sederhana yang entah bagaimana membuat saya sungguh bersyukur. Jadi saya pikir tak ada salahnya untuk meluangkan barang lima menit untuk menuliskan betapa berterimakasihnya saya minggu ini. Pertama, terima kasih kepada bapak berkaca mata di akademik yang melepaskan beban di pundak saya setelah dengan cerobohnya salah memilih kelas saat KRS. Dengan beberapa kali menggerakan jarinya di keyboard komputer, voila! Jadwal saya pun tidak lagi bertabrakan dan saya bisa menuntut ilmu dengan tenang :) Kedua, terima kasih kepada seorang dosen yang tanpa beliau sadari telah mengajarkan bahwa sungguh jodoh itu urusan tuhan. Kita sebagai manusia biasa tentu tidak bisa duduk diam berpangku tangan menunggu sang jodoh datang- jodoh dalam hal apapun itu. Tapi keyakinan bahwa tuhan sudah menuliskan siapa jodoh kita kelak itu sebaiknya tetap kita pelihara. Karena bila memang sudah waktunya bertemu, kita pasti akan ber

berlari

Kepada kamu yang terbiasa berlari cepat : Maafkan saya yang sering berjalan teramat lambat, mungkin membuat kamu penat. Sebenarnya tidak sampai hati melihat kamu memperlambat larimu, kemudian berjalan, pelan, memastikan saya bisa menyamakan langkah dan tak kehilangan arah. Kalau saya punya kuasa atas waktu tentu saya akan memilih bertemu denganmu saat saya sudah mampu berlari sama cepat. Tapi saya yakin tuhan tidak suka hamba yang sok tahu. Jadi pertemuan yang seperti ini tentu bukan tanpa makna yang padu. Semoga dia memberimu kesabaran untuk berlari lebih pelan.

semacam patah hati

Saya jadi pilu setiap ingat bagaimana wajahmu semalam. Waktu saya bilang, jangan takut! Semuanya akan baik-baik saja. Kamu tersenyum dan menganggukan kepala. Lalu kaki-kakimu yang mungil itu melangkah tegar ke ruang ajaib yang terakhir saya masuki bertahun-tahun yang lalu. Sepuluh menit kemudian kamu sudah duduk di samping saya lagi, menatap kosong ke depan, entah apa yang kamu pikirkan. Tapi yang saya pikirkan ini sudah berlari kemana-mana, jauh sekali. Lalu kita kembali menemui bapak pintar yang tidak memakai jas putih seperti koleganya yang lain. Di jalan, saya terus menerus bilang betapa memesonanya bapak itu dan kalau semua dokter sama memesonanya, saya tidak keberatan sakit setiap hari. Kamu tertawa geli. Tapi saya yakin di dalam hati kamu takut sekali. Saya juga. Tapi saya merasa berkewajiban untuk menjadi yang paling kuat diantara kita berempat. Saya terus mengulang doa kepadanya supaya saya diberikan kekuatan untuk menguatkan kamu. Juga untuk menguatkan kita semua karena ses

Last but not least

Hari ini sebenarnya saya sedih. Sedih tapi merasa -somewhat- bangga. Saya sedih karena hari ini adalah hari ke 30 dan mulai besok saya tidak lagi direpotkan dengan urusan surat cinta menye-menye lagi. Jujur saya akan merindukan kegiatan iseng yang menurut saya agak menggemaskan ini. Tiap saya bangun di pagi hari pasti lahir pertanyaan di kepala saya, hendak menulis apa hari ini. Dan besok ketika bangun di pagi hari, saya harus membiarkan pertanyaan-pertanyaan lain muncul ke permukaan. Tapi saya merasa bangga. Saya merasa seperti juara. Memang ini bukan semacam lomba dan saya pun tidak akan mendapatkan piala. Namun komitmen untuk menulis setiap hari yang saya buat 30 hari yang lalu nyatanya bertahan sampai hari ini. Komitmen pertama saya di tahun yang baru ini. Semoga ini jadi pertanda baik untuk komitmen-komitmen selanjutnya yang mungkin akan jauh lebih berarti. Seperti yang saya punya dengan kamu :) Kamu ingat pembicaraan pertama kita hari Minggu waktu itu? Waktu kamu bertanya berit

Pak Beye

Image
Selamat pagi, Pak. Salam hormat dari saya, satu dari ratusan juta penduduk negeri yang sudah bapak imami sejak tahun 2004 dulu, sampai tahun 2014 nanti. Wah, sepuluh tahun dari hidup bapak dihabiskan untuk menjadi orang nomor satu dari Sabang sampai Merauke. Bagaimana rasanya Pak? Saya tidak sanggup membayangkan. Tanggung jawab yang pastilah teramat besar ya, Pak? Semoga tuhan mendengar doa saya untuk bapak. Doa sederhana supaya bapak diberi kekuatan untuk melindungi kami dan berjuang sekuat tenaga untuk negeri ini. where it belongs Saya tahu bapak bukan orang baru di dunia politik. Bapak pernah jadi menteri kan dulunya? Tapi saya yang waktu itu masih pakai seragam merah putih tidak terlalu mengerti urusan pemerintahan. Sampai sekarang pun sebenarnya belum ngerti, Pak. Mungkin memang saya yang malas dan tidak mau mencoba untuk mengerti. Tapi saya janji sama bapak, saya yang sekarang mahasiswa hukum ini akan lebih sering baca koran. Lebih sering nonton berita. Supaya saya bisa

Untuk Kamu yang Sering Saya Lukai Hatinya

Maaf kalau surat yang mereka bilang surat cinta ini saya tuliskan untuk kamu seraya bersungut-sungut. Kepala ini masih pusing akibat menangis semalaman, muka ini lelah sudah ditekuk seharian. Saya tahu cintamu untuk saya pasti jauh lebih besar daripada gunung Merapi, atau gunung-gunung lain yang juga besar. Bahkan lebih besar dari jagad raya ini. Lebih besar dari apapun yang besar. Begitupun cinta saya untuk kamu. Meskipun kamu mungkin meragu dan saya pun tampaknya belum punya kesempatan untuk melakukan apa saja untuk membuktikannya padamu. Apa saja. Setiap kali saya mau pergi meninggalkan rumah untuk kuliah, atau saat kamu pamit untuk belanja sayur ke pasar, saya diliputi rasa cemas yang teramat sangat. Saya takut saat terpisah nanti sesuatu terjadi pada salah satu diantara kita yang menyebabkan frekeuensi pertemuan kita berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Saya gundah tiada tara bila kita harus menghabiskan lebih dari semalam di dua tempat yang berbeda. Saya ingin selalu b

Ketika Bosan

Hey kamu, tahu tidak rasanya bosan? Kalau saja kamu bisa membaca perasaanku sekarang, lantas menganalisanya, inikah yang namanya bosan? Aku sendiri tak paham. Bosan. Satu kata sederhana. Lima huruf saja. Tapi buatku pribadi, bosan merupakan salah satu dosa besar yang bisa kita lakukan sebagai manusia. Manusia hina yang mencinta. Tapi apa kita punya kuasa untuk mengatur rasa? Katanya tuhan maha membolak-balikkan perasaan hambanya. Lantas salah tuhankah bila kita merasa bosan? Bosan yang suatu hari muncul itu tentu bukan salahku apalagi salahmu. Mari kita salahkan saja bosan yang biru itu. Aku terlalu mencintaimu untuk merasa bosan terhadapmu. Dan kalaupun suatu hari nanti bosan itu berhasil merajai sukmaku, tak akan aku biarkan ia masuk ke ruangan istimewa tempat kamu bertahta. Kamu harus percaya. Tentu aku berharap kamu akan berperang sama sengitnya bila kelak bosan itu mampir ke hatimu. Kita manusia yang mencinta tentu berharap mendapat balasan yang -paling tidak- sama kan? Atau

Aku Ingin

Aku ingin mengenalmu paling tidak sebaik kamu mengenal dirimu sendiri Aku ingin mengacuhkan semua yang mereka bilang tentang kamu, tentang kita Aku ingin menghabiskan ribuan senja, memeluk manja, berbagi tawa Aku ingin menjadi batu sandaranmu, yang entah dengan cara apa bisa meringankan susahmu, atau paling tidak sekedar mendengarkan caci makimu Aku ingin menyayangimu setulus ayah dan ibuku mencurahkan cinta padaku Aku ingin melanjutkan menulis keinginanku supaya kamu tahu betapa berartinya kamu. Tapi ibuku bilang, kalau soal cinta, tak cukup hanya sekedar dikatakan, ia harus senantiasa ditunjukan. Aku ingin kamu tahu aku merasakan sesuatu yang indah dan istimewa kepadamu. Izinkan aku menunjukannya padamu, ya?

Untuk Kamu dan Para Pengantin Masa Depan

Image
Selamat pagi, Cantik. Aku yakin hari ini kamu akan menerima begitu banyak surat dan bisa jadi bingung harus membaca mulai dari mana. Tak apa. Akan tetap kutulis surat ini sebagai ucapan terima kasih karena kamu telah menuliskan impian yang begitu indah dalam suratmu kala itu. Impian indah yang kamu bagi denganku, dan dengan mereka, para pengantin di masa depan. Terima kasih ya, Cantik. Karena kamu berani mengajak kami terbang tinggi menembus melodi. Bahkan dengan barisan kata yang sederhana, kamu dengan gagah beraninya mengajak kami maju ke medan mimpi. Lewat mimpimu kami diajak memimpikan mimpi indah kami. Kamu yang sebentar lagi mungkin mewujudkan mimpimu itu tanpa sengaja memercikan rona bahagia padaku, yang nampaknya harus menunggu sedikit lebih lama hingga hari itu tiba :) Tapi aku tidak keberatan kok. Aku yakin para calon pengantin di luar sana juga tak keberatan menunggu sedikit lebih lama. Karena bila waktunya sudah tiba, saat mempelai pria luar biasa itu menunjukkan wajah

Kita, yang segera pergi ke masa depan

Salam hormat untukmu, dariku. Sampai hari ini aku masih tak habis pikir apa yang menahanmu di gubuk sempit tempat kamu bernaung itu. Mungkin rasa, mungkin cinta, atau ketakutanmu yang bisa jadi lebih besar dari egoku. Tak terhitung berapa ribu kali aku mengajakmu berlari. Tapi selalu kita berdua terjebak pada pola yang sama, yang itu-itu saja. Kamu yang bodoh itu lagi-lagi gundah, tak ingin pindah. Aku yang kehabisan kata hanya bisa mengelus dada, menutup mata. Seandainya tuhan berkenan mampir ke tempatku tentu akan kusampaikan sepucuk doa tentangmu. Kamu tergelak, dadamu bergejolak. Kamu bilang tak perlu menunggu tuhan datang karena sesungguhnya ia selalu ada. Aku yang keras kepala ini tak bisa percaya begitu saja. Kalau memang tuhan ada dan benar punya kuasa, mengapa dia tak juga mengubahmu? Mengapa dia tak mengubahku? Mengubah kita berdua. Kamu tersipu dalam persembunyianmu. Mungkin malu. Aku pun begitu. Dan seiring senja yang hadir ke pelukan, kita bergegas, bersia

Maaf

Apa kabarmu pagi ini, Sayang? Maaf ya semalam aku (lagi-lagi) tidur duluan. Maaf juga kalau kalimat terakhir sebelum aku dibuai lelap menimbulkan resah di hatimu. Maafkan aku ya sayang, kalau aku salah memilih kata untuk mengungkapkan rasa. Aku sama sekali tak sebal, kesal, marah, apalagi bermaksud menyakitimu. Menyakiti orang yang aku sayangi adalah hal terakhir yang ingin aku lakukan. Bukan berarti aku akan melakukannya loh. Semoga kamu ingat percakapan kita yang ini :) Sungguh aku hanya ingin mengingatkan betapa aku sayang padamu. Karena niscaya celakalah aku bila kamu lupa akan hal itu. Jangan salah paham ya, Kamu. Tidak terasa sudah hampir empat hari aku tak melihat wajahmu yang jenaka itu. Jarak kita yang paling-paling hanya seribu kilometer itu nampaknya membuat aku tak henti merindu macam keledai dungu. Ah, semoga kerinduanku ini tak membuatmu malu. Sayang, beberapa bulan ke depan ini pasti akan menjadi berat untukmu, penting untuk masa depanmu. Tapi aku percaya bahwa m

जन्मदिन मुबारक

Halo! Semoga tulisan keriting uwel-uwel yang jadi judul surat ini artinya sesuai dengan yang ingin gw sampaikan ya. Kalo artinya salah ya silakan salahkan google translate. Lagipula kesempurnaan memang milik tuhan semata kan? Kesalahan mah miliknya bunda Dorce, seperti yang sering lo bilang. Surat ini gw tulis sebagai bukti bahwa gw orang yang tak ingkar janji :) Mungkin lo ngga inget sih gw pernah janji kayak gini ke elo but I'm sure I did promise you this so here it goes... Waktu pertama kali gw ngeliat lo pas jaman PPSMB, kesan pertama gw adalah : "Ini anak apaan sih? Sok India banget jejingkrakan kesana kemari." Kemudian gw mengetahui kalo emang ada darah India mengalir deras dalam diri lo sehingga gw pun menjadi maklum. Trus hari pertama kita kenal kan pas interview di hari minggu itu ya? Kehabisan cara untuk bicara nih gw kalo mengingat hari itu. Tapi somehow hari itu gw seperti dibuat yakin untuk mantap menghabiskan hari-hari ke depan sama ALSA, sama orang-ora

terjebak nostalgia

Sudah sejak tadi sore hujan turun di rumah saya. Pertamanya deras, trus reda, rintik-rintik, dan sekarang hujannya turun lagi dengan intensitas yang normal - sebenarnya saya mau pakai kata-kata fancy untuk menggambarkan intensitas hujannya, tapi gagal total-. Hujannya labil . Dan kelabilan hujan ini dengan kurang ajarnya menghembuskan aura gundah di sekitar kamar saya. Saya pikir gundahnya bisa hilang kalau saya keluar kamar dan mencari makanan di dapur. Salah. Kegundahan ini terlanjur menyebar ke seluruh rumah. Sayangnya hanya saya yang merasa seperti ini. Orang rumah tetap dengan riangnya mengumbar tawa. Akhirnya dengan lunglai saya melangkah lagi ke kamar. Mencoba menghirup dalam-dalam kegundahan yang sejak tadi sore mengendap di sudut ruangan. Ini kenapa ya? Saya bertanya pada hati, merajuk pada logika. Kenapa hujan yang notabene cuma air yang jatuh dari langit ini bisa dengan seenak udelnya mengacak-acak suasana hati manusia? Ngga peduli dimanapun dan dengan siapapun saya

If You're Not The One - D. Bedingfield

Cause I miss you, body and soul so strong that it takes my breath away And I breathe you into my heart and pray for the strength to stand today Cause I love you, whether it’s wrong or right And though I can’t be with you tonight You know my heart is by your side

6 x 30 hari bersamamu

Image
Selamat pagi, Kamu. Sejujurnya aku bingung bagaimana menuliskan rasa untukmu dalam barisan kata-kata. Setiap hari kita berjumpa, merengkuh segala warna. Logikanya, kalau memang ada yang harus aku ungkapkan padamu, ya langsung saja diungkapkan, iya toh? Tapi entah aku yang memang pemalu, atau terlanjur merasa nyaman denganmu, diriku yang sebenarnya bawel ini bila denganmu mendadak bisu. Aku harap lewat surat ini bisa kubagi sedikit perasaanku supaya kamu tahu dan tak lagi meragu. Aku mengenal kamu hampir seumur hidupku. Tapi tak pernah aku coba menggali keindahan dan keanggunan yang kamu tawarkan. Kamu datang dan pergi tanpa berpamitan, atau mungkin lalaiku yang selalu membiarkan. Namun kamu rupanya tak pantang menyerah. Mungkin memang Dia telah menakdirkan kita bersama dalam sebuah kisah. Entah yang mana. Kurang lebih 180 hari yang lalu, akhirnya aku bulatkan tekadku. Aku punguti lagi kepingan hatiku yang berceceran di pinggir jalan sebelum kamu datang dan memelukku. Aku yang dung

Selamat Jalan dan Sampai Jumpa

Rupanya benar bahwa perjumpaan adalah perpisahan yang tertunda. Perkara dengan siapa, kapan, dimana, dan bagaimana perpisahan itu berlangsung sungguh bukan kapasitas kamu dan aku untuk tahu. Kita ini cuma debu. Dia yang maha segalanya itulah yang punya kuasa untuk menulis skenario dunia yang katanya panggung sandiwara. Setiap kali aku diberi kesempatan bertemu dengan wajah yang baru, reaksiku-mungkin juga reaksimu cuma ada dua. Yang pertama bisa jadi sekedar basa-basi, "Oh, very nice to meet you. I'm sure my life will be just fine even if I don't get the chance to see you anymore in the future." Yang kedua mungkin basi tapi sering kualami sendiri, "I'm sure life would be so different without you. Good lord please don't ever let this person walk out of my life." Tapi apapun yang kamu dan aku rasakan atau inginkan, bukan kita, sayang, yang bisa buat aturan. Kadang orang yang tidak terlalu kita pedulikan atau bahkan kita benci, terus-terusan dibe