Posts

Showing posts from January, 2012

untuk Ian, dimanapun dia berada sekarang

Halo kamu! Kamu pasti butuh paling tidak tiga jam atau mungkin tiga hari untuk mengingat siapa aku. Tak apa. Aku tetap akan menulis surat ini untukmu meskipun aku tidak tahu kemana harus kukirim surat ini. Kamu ingat tidak hari-hari yang kita habiskan di taman kanak-kanak dulu? Gedung kecil yang terletak persis di depan rumahmu itu. Ingat aku yang selalu ingin baris di sampingmu setiap upacara? Ingat kita yang sering duduk bersama saat makan bekal di ayunan? Ingat aku yang merengek sebal melihatmu dipasangkan dengan anak lain saat latihan menari? Ingat aku yang melirik mesra ke arahmu saat foto kelas lantas kamu dengan riangnya berlari ke arahku dan mengambil posisi di belakangku? Ah, tentu lucu ya kalau saja kita bisa bertemu lagi dan mengenang masa-masa menggemaskan dulu. Tapi ampuni kebodohanku yang bahkan tak sanggup mengingat nama lengkapmu. Jadi meskipun surat ini mungkin tak akan pernah sampai ke mejamu, semoga kenangan yang kita bagi dulu akan selalu hidup di ruang

untuk kamu yang tak sendiri lagi

Pagi ini aku mendengar berita bahagia itu, meskipun tak langsung diceritakan oleh bibir tipismu yang biasanya begitu lincah memuntahkan kisah-kisah tentang cinta dan kebahagiaan. Aku melompat dari satu halaman ke halaman lain di dunia maya membaca begitu banyak ucapan selamat untukmu, dari semua yang ikut berbahagia untukmu. Wajar saja, wajah dan hati yang indah milikmu itu, what's not to love? Tanpa terasa sudah 15 menit kuhabiskan melihat gambar-gambar menarik yang kau pajang di halamanmu. Ah, ingatkah kamu pertemuan pertama kita empat tahun yang lalu? Bahkan dari lima menit yang kita habiskan di awal perjumpaan, aku yakin kamu memang wanita memesona. Selamat berbahagia ya, Cantik. Siapapun lelaki beruntung yang telah mencuri hatimu itu, semoga tuhan membimbingnya agar ia mampu membimbingmu menuju titik paling bahagia dalam hidupmu. Dan kepada anak-anak yang kelak akan lahir dari kalian, semoga tuhan mengizinkan mereka melanjutkan cerita-cerita manis seperti yang selama ini

Untuk Janji yang Belum Terpenuhi

Izinkan aku meminta maaf kepadamu sebelum aku memulai surat ini. Untuk semua janji yang dengan gagah beraninya aku teriakkan di hadapanmu, janji-janji yang aku bilang pasti aku penuhi suatu hari nanti. Kubilang kamu akan jadi yang pertama kuberitahu ketika cita-cita yang aku bagi di taman rumahmu waktu itu menjadi kenyataan. Lalu kamu tersenyum sendu dan setitik cairan bening mengiringi kepergianku. Saat aku meninggalkanmu sendiri di bawah temaram bulan malam minggu, untuk pergi sementara waktu. Sambil menyeka tangismu, aku berjanji akan banting tulang untuk mewujudkan mimpiku, mimpimu, mewujudkan mimpi kita. Dan waktu akan berlalu begitu cepat hingga tiba hari dimana semua janji yang kita tulis waktu itu menjadi realita.  Tapi sayang, aku rasa ada yang kita lupakan waktu itu. Bahwa seiring berjalannya waktu akan ada banyak hal yang berubah di luar kuasa kita. For better or for worse. Aku berubah, kamu berubah, perasaan kita pun akan berubah. Maafkan aku yang terlalu naif waktu itu, d

Sebaris Senyum di Malam Hari

"Jalan-jalan yok?" "Now?" "Aku jemput skg" "Aku tunggu di jendela" "Kabur?" "Emang aku mau diajak kabur kemana?" "Planet Mars" "Kenapa ke sana?" "Biar jauh, bisa ngobrol lama di jalan"

Kepada kamu yang membuatku menunggu

Kepada yang terhormat, Kamu. Langsung saja ya, tanpa ba bi bu. Karena aku bukan tipe orang yang tahu malu. Jadi apa yang aku rasakan tentang kamu ini sebaiknya aku sampaikan saja padamu. Mungkin kamu tidak peduli padaku sebesar aku mempedulikan kamu. Tapi aku harap kamu tahu betapa menyiksanya menunggu itu. Oh? Mungkin kamu tidak paham rasanya ya? Kamu juga pasti tak sadar sudah melakukan ini padaku dan pada ratusan hati di luar sana. Kamu. Ah. Aku sesungguhnya kehilangan kata. Tapi aku sudah lelah menanggung perasaan rindu ini sendirian. Rindu ingin mengetahui bagaimana kabarnya. Tapi kamu dengan teganya menjadi jurang pemisah antara aku dan dia. Aku tanpa sadar berteriak setiap menjumpaimu namun kamu hanya mampu terpaku. Bagaimana keadaannya? Tanyaku tepat di depan wajahmu. Kamu tidak peduli, wajahmu tanpa ekspresi. Kamu. Ah. Kalau saja bisa aku transfer gundah dan gelisahku kepadamu. Supaya kamu tahu betapa akhir-akhir ini tidurku tak bisa tenang. Gamang. Dan semoga kamu tah

Kosong

Saya tidak ingin mengatakannya; Saya tidak bisa mengungkapkannya; Tapi terpaksa melakukannya Saya terikat kepada janji; Saya harus memberanikan diri; Maaf kalau jadinya seperti ini Kepada semua hal yang harusnya saya tuliskan dalam surat Kepada setiap nama yang mestinya saya kirimi surat namun terlambat bahkan tak sempat Maaf ya, hari ini sepertinya semesta sedang tidak ingin saya bermanja-manja dengan aksara Semoga besok keadaannya tak seperti ini, ketika dia yang hilang sudah kembali pulang Kepada kamu yang sering menjadi tujuan dari surat-surat saya, maafkan saya yang tenggelam dalam keengganan yang teramat sangat. Semoga kamu tetap bisa merasakan perasaan menyenangkan yang saya kirim dalam bentuk yang lain.

Yogyakarta

Senin, 4 Juli 2011, waktu kaki-kaki ini menyusuri pagi yang dingin di Stasiun Tugu. Hari itu bukan kali pertama aku menatap hangat keramahan yang kamu pancarkan bahkan saat matahari belum bersinar. Tapi sebuah perasaan yang tidak terdefinisi ini perlahan menyusup ke dalam jiwaku. Sambil menatap langit aku berdoa semoga Ia meridhoi kebersamaan kita. Karena mulai hari itu aku menjadi bagian darimu, paling tidak untuk empat tahun selanjutnya dalam hidupku. Kamu, nampaknya berhasil membuatku jatuh cinta dengan segala daya magis yang mungkin bahkan tidak kamu sadari. Kamu, dengan gagah beraninya tumbuh menantang kemajuan zaman seraya berpegang teguh pada budaya dan jati diri. Satu kakimu berlari menyusuri semesta sementara kaki lainnya tertancap lekat di tempat. Lantas dengan segala indah dan keterbatasanmu, kamu membuat aku merasa seperti budak cinta yang telah menemukan belahan jiwanya. Membuat aku merasa dilahirkan untukmu, ditakdirkan denganmu. Denganmu aku tak sanggup memikirkan ma

Untuk Cinta yang Diburu Waktu

Untuk Kamu, cinta yang telah mengajarkan arti relativitas kepadaku. Semoga cinta untukmu ini bukan rasa semu yang terburu-buru. Karena jika memang demikian, kalah telaklah aku. Untuk Kamu, yang tercinta dan semoga kembali mencintaiku. Ini hatiku yang kecil dan biru itu. Kupercayakan padamu dan pada keindahan makna dari waktu. Untuk Kamu, semoga kamu siap berlari denganku. Saat ini, entah dengan siapa aku berada bila bukan bersamamu. Lalu kita melangkah, cepat, rapat, mengejar cinta yang diburu waktu.

Memasak Untukmu

Selamat pagi, Kamu. Pasti masih tidur ya? Ah, rasanya hampir setiap pagi harus aku habiskan tanpamu. Akhir-akhir ini selalu kamu yang aku pikirkan tiap aku bangun di pagi hari. Kepada matahari aku titipkan sepucuk doa semoga Dia masih bermurah hati mengizinkan kau membuka matamu. Sepasang mata yang setiap kali aku menatap padanya, aku merasa tak perlu menjadi siapa-siapa kecuali diriku sendiri. Boleh ya kalau aku bercerita padamu lewat surat ini? Pagi ini, ibuku seperti biasa memasak sarapan untukku, juga untuk ayah dan adikku. Bukan sarapan yummy and sexy ala chef cantik yang menyapaku setiap hari Minggu. Hanya omelet sederhana yang ibuku letakkan di piring bersama kentang goreng, yang entah karena alasan apa, lantas membuatku terharu. Mungkin cinta yang senantiasa ia jadikan bumbu saat masak itu, sedikit berlebihan takarannya pagi ini. Tapi siapa yang peduli? Semua manusia pada dasarnya makhluk penuh cinta. Jadi overdosis cinta menurutku tak akan membuat siapapun mende

Jauh di mata, dekat di hati

Untuk kesayanganku @widyamanoch @nanininan @kartikaams :) Halo teman-teman yang berbahagia! Aduh agak basi ya kalimat pembuka surat gw ini. Sebenarnya yang ingin gw lakukan sekarang adalah memeluk kalian bertiga yang erat paling engga selama 30 detik, tapi apa daya jarak memisahkan kita berempat jadi untuk sementara virtual hug dulu ya ({}) ! Pertama-tama gw mau minta maaf sebesar-besarnya karena satu dan lain hal gw belom sempet berpamitan secara proper sama kalian dan tiba-tiba gw udah menetap di Jogja entah kapan kembali lagi. Tapi mungkin jalannya emang begini ya, kalo kemaren gw sempet officialy pamitan sebelum berangkat pasti gw udah mewek-mewek dan bisa batal jalan ke Jogja. Kan repot juga ya kalo gw ngga jadi kuliah karena ngga mau pisah sama kalian :") Jadi tolong nih kalo emang kalian masih sayang sama gw, coba luangkan waktunya untuk mampir ke Jogja. Ada banyak cerita yang harus gw ceritakan, ada banyak tempat yang harus gw tunjukkan, dan tentunya beberapa wajah

untuk kamu yang belum bangun tidur

Selamat pagi kamu. Aku tahu kamu pasti masih tidur saat ku tulis surat ini untukmu. Tapi biarlah, semoga kekuatan pikiranku cukup untuk menembus ruang mimpimu sehingga aku bisa mampir dan membacakan surat ini untukmu. Mimpi. Katanya ia bunga tidur  yang muncul dari obsesi kita untuk menjadi sesuatu , atau justru mimpi yang memanjakan kita untuk semakin bermimpi lebih tinggi lagi.   Lantas mengapa semalam dan malam-malam sebelumnya, kamu sering mampir di mimpiku? Terobsesikah aku untuk menjadi sesuatu bagimu? Atau mungkin kamu, entah dengan kekuatan darimana, memang sengaja mampir untuk memanjakanku dan mengajak aku bermimpi lebih tinggi lagi. Mimpi. Katanya  jendela menuju tempat dimana kita mendapatkan pandangan sekilas tentang perasaan kita yang paling jujur dan dalam. Butakah aku pada perasaanku sendiri? Sampai-sampai harus kutemui kamu lewat mimpi untuk menyadari perasaanku yang paling jujur dan dalam. Padahal rasanya aku ini sudah bertingkah macam buku yang terbuka di sudut mej

Semoga ini bisa jadi surat cinta untukmu

Mereka suruh aku menulis surat cinta untukmu. Tapi sayang, kau pasti tahu betapa dungunya aku. Menulis cinta aku tak akan mampu. Mengumbar kata mesra bukan gayaku. Tunggu. Jangan sampai fakta ini membuatmu ragu. Sampai kapanpun tak akan bisa ku tulis surat, puisi atau lagu. Tapi soal menyayangimu, percayalah sayang, aku ini juara satu. Jadi boleh ya aku kirim perasaanku ini meskipun tak syahdu. Semoga rasa sayang ini sampai ke hatimu.

Untuk Mas yang Saya Puja dari Jauh

Mas, masih inget saya? Ah pasti mas sudah lupa ya. Sudah ngga terhitung berapa panggung yang Mas jamahi. Semua lagu yang Mas mainkan, dan tentu ribuan wajah yang Mas temukan. Saya mungkin seperti debu di tengah jalan, seperti buih di lautan. Aduh, maafkan saya Mas kalau prolog surat ini agak kampungan. Sebenarnya saya bingung Mas, darimana harus memulainya dan bagaimana harus mengatakannya. Izinkan saya untuk mencobanya ya, Mas :) Dari ribuan malam yang saya lewati dalam hidup saya yang biasa ini, ada dua malam yang cukup berkesan buat saya. Dua malam itu adalah dua malam yang saya habiskan dengan Mas. Memang sih, dua malam itu ngga kita habiskan mesra berdua saja. Tapi berbagi dengan ratusan bahkan ribuan orang lain sudah cukup kok buat saya. Berbagi Mas dengan mereka yang juga memuja Mas. Dulu, sebelum saya ketemu sama Mas, buat saya cuma ada dua aliran musik. Aliran musik yang saya ngerti dan aliran musik yang saya ngga ngerti. Meskipun kadang ada teman yang nekat m

Untuk Kamu, Untuk Saya Juga

Sebut saja dia rasa, sebuah rasa yang berbeda.  Karena mungkin cinta, rasa, atau apapun itu namanya. Belum saatnya kita bermain dengannya. "Lalu kapan tiba waktuku?" Tanyamu, Percayalah sayang, tanya itu pun bergema di dadaku Tapi saya membisu, ragu karena saya pun tidak tahu Yang jelas, cinta, rasa, atau apapun itu namanya, yang saya rasakan untuk kamu ini berbeda Dan saya harap cinta, rasa atau apapun itu namanya, yang kamu rasakan sekarang juga berbeda Semoga cinta, rasa, atau apapun itu namanya, kamu rasakan untuk saya Karena cinta, rasa, atau apapun itu namanya yang ada di dalam sini Nampaknya ditujukan untuk kamu Saya percaya kita sudah sama-sama dewasa, sudah tak perlu main-main dengan rasa Tapi kalau memang sekarang ini belum waktunya Biarlah cinta, rasa, atau apapun itu namanya Saya titipkan kepadaNya yang sudah tentu akan menjaga Dan bila nanti waktunya tiba Mudah-mudahan cinta, rasa, atau apapun itu namanya yang saya rasakan untuk kamu akan dikembalikan olehN

Yth. Bapak Gordon Ramsay

Selamat pagi Pak Gordon Ramsay  J Maafkan saya Pak, karena lancang menulis surat cinta untuk bapak. Tenang saja Pak, cinta saya untuk bapak ini bukan cinta yang berani menguasai apalagi ingin memiliki. Cinta saya ini murni karena bapak dan kecintaan bapak pada apa yang bapak cintai. Jadi istri bapak tidak perlu khawatir. Bapak memang tukang masak, tapi jujur saya belum pernah sekalipun liat bapak masak. Tapi menyaksikan bapak mencaci maki mereka yang tidak bisa masak, Mendengar semua istilah kuliner aneh yang bapak ceritakan dalam british accent yang kental, Bahkan cukup dengan menatap bapak dalam jaket putih yang bapak pakai di dapur neraka itu, Saya yakin bapak memang tukang masak. Bahwa bapak bisa masak, dan masakan bapak pasti spektakuler. Ini off the record ya Pak, tapi buat saya pribadi, laki-laki yang bisa masak itu one of the biggest turn-ons J Sekali lagi maafkan saya Pak, karena surat ini saya tulis dalam bahasa saya yang sudah pasti bapak tidak pahami. Tapi tidak apa Pak,

teruntuk semua yang mencintai

hari ini kami belajar bahwa cinta memang milik semua orang bahwa cinta, dalam bahasa apapun, dalam bentuk apapun adalah kepunyaan mereka yang bisa dan mau merasa semua berhak memilih untuk atau tidak untuk mencintai semua berhak memilih kepada siapa cintanya akan diberi semua berhak memilih untuk menyambut cinta yang datang lalu merasa suka atau karena alasan yang lain lantas tak menghiraukannya lalu luka siapapun boleh mencintai karena tuhan saja maha cinta siapapun boleh benci karena tuhan saja terkadang murka cinta bukan aku, kamu, dia atau mereka cinta ini untuk kita semua mencintai pria mencintai wanita mencintai tua mencintai muda mencintai kaya mencintai tak berpunya mencintai lama mencintai sementara mencintai cinta karena entah dalam bentuk apa atau dengan jumlah yang tak seberapa setiap yang bernyawa pasti punya cinta maka mencintai memang telah jadi kodrat kita selamat mencinta, selamat bercinta :)

Kepada Hujan

kepada hujan yang turun sore tadi bisakah kamu sampaikan betapa luka dan nestapa ini sudah semalaman merajai kepada hujan yang turun sore tadi mungkinkah kamu pahami sesungguhnya sayang ini tak ingin menguasai kepada hujan yang turun sore tadi aku masih ingin bercerita padamu bercengkrama, manja, merayu aku masih ingin mendengar ceritamu bercengkrama, manja, merayu kepada hujan yang turun sore tadi kau boleh marah, kau boleh lelah tapi jangan pergi turun lagi esok hari