24 Juni Yang Ke Dua Puluh Empat
Dear Mas Harzian, Pertama ada ucapan selamat untukmu atas perjalanan setahun terakhir yang kamu lewati dengan luar biasa. . . . Bicara tentangmu selalu menjadi pembicaraan tentang rasa nyaman. Perasaan yang sampai detik ini masih sulit untuk aku terjemahkan. Bahwa di balik semua gadget berlogo buah apel, kaos band plus kemeja kotak-kotak, musik-musik indie, dan franchise film perang bintang itu, ada kamu. Di balik semua yang bisa orang-orang pikirkan tentangmu, ada sebuah wajah yang selalu membuatku rindu, sebuah tempat yang selalu memanggil aku untuk pulang. Selalu janggal sekaligus menyenangkan ya untuk mengingat bagaimana kita sampai di titik ini? Paling tidak buatku. Bagaimana kamu yang dulu hanya sebuah entitas asing menjadi sebuah nama yang sekarang aku sebut dalam doa. Mas... Selamanya aku merasa bersyukur atas kesempatan mengenalmu dan menjadikanmu bagian yang berarti dalam hidupku. Terima kasih sudah berdamai dengan begitu banyak kurangku sekaligus me