Hello :) Seneng deh rasanya denger cerita dari temen2 di rumah soal serunya wisuda. Setelah berbulan2 rempong sama urusan UAN, akhirnya bisa santai2 lagi setelah dinyatakan lulus. Oh well, ngga nyantai2 juga sih, kan masih sibuk nyari kampus hehe. Anwway, kadang sedih juga sih kalo dipikir2. So this is how it works : Taun lalu saat saya seharusnya naik kelas 3, saya berangkat ke Amerika ( hehehe ) Setiap sekolah di Amrik sini punya sistem yang beda sih, sebagian dari mereka ngijinin exchange students buat transfer kredit mereka dari negara asal ke sekolah yang di Amrik. Jadi kalo emang kreditnya cukup buat lulus ya mereka bisa dapet diploma disini. But not all schools roll like that. Salah satunya, sekolah gw disini. Man, waktu pertama dikasih tau gw ngga bakal lulus disini, gw to be honest agak kecewa. I felt like I was going to waste my time; considering that I had to be a junior again. And next year when I would go home, I'd have to be a senior while all friends hav
Terhitung sejak September 2014, kehidupan perkuliahan saya menjadi tak semenyenangkan sebelumnya. Kenapa? Karena sejak bulan tersebut saya resmi memasuki semester ke 7. Semester (mendekati) akhir yang berarti kewajiban masuk kelas semakin sedikit namun frekuensi merenung di perpustakaan semakin tinggi. Ya, biasanya pada semester tersebut, kebanyakan manusia di kampus saya mulai tenggelam dalam kesibukan akibat sebuah prasyarat lulus bernama skripsi. Waktu saya kecil, ayah dan ibu saya sering bercerita mengenai petualangan skripsi mereka. Betapa dosen pembimbing sibuk ke luar kota sehingga sulit ditemui untuk bimbingan dan fakta bahwa proses pengerjaan karya tulis tersebut masih menggunakan mesin ketik. Saya senang mendengar cerita-cerita tersebut. Saya kecil tidak sabar untuk tumbuh dewasa menjadi seorang mahasiswa. Seorang mahasiswa yang pada akhirnya akan sibuk wara-wiri mengurus skripsi. Kesempatan menjadi manusia skripsi akhirnya datang di akhir September tahun lalu. Saya
Assalamualaikum ! saat menulis postingan ini, saya sudah berada di sebuah farmhouse yang luasnya sekitar 22 acres ( silakan coba konversi ke satuan yg biasa anda pakai, karena saya juga tidak tau harus bagaimana ) yang jelas rumah ini besar sekali. atau mungkin rumahnya ngga besar2 bgt, tapi rumahnya dikelilingi halaman penuh rumput yang besarnya ampun2an. nah, ini adalah hari kelima saya merasakan hidup yang sesungguhnya sebagai seorang exchange student. well, agak aneh rasanya. mungkin kalo saya coba deskripsikan, bakalan kayak gini : bayangkan anda sedang tertidur pulas di kamar anda, di atas kasur anda yang awut2an tapi pewe itu. dan di kamar sebelah ada orangtua anda yang sangat anda sayangi. biasa aja, udah malem, udah waktunya tidur, jadi ya anda tidur. nah, pas bangun, anda ada di sebuah kamar yang terlihat sangat tidak familiar. tidak ada orangtua di kamar sebelah, and bottom line please, anda tidak dapat mengucapkan satu kata pun dalam bahasa yang sehari-hari anda