Bulan Desember hingga Januari menjadi waktu yang sering dipakai banyak orang untuk merefleksikan hidup dan menyusun rencana untuk masa depan. Selama hampir seperempat abad kehidupan saya, tidak jarang saya ikut-ikutan menyusun daftar resolusi yang ingin saya capai di tahun berikutnya. Mulai dari janji untuk menyelesaikan satu buku setiap bulan, menulis lebih sering di blog ini, berkomitmen pada pola makan yang lebih sehat, belajar memasak, lebih rutin berolah raga. You name it, I have set my mind up to do it all. Hampir di setiap tahun, terutama di tiga bulan pertama, biasanya saya masih ingat dan semangat t o stick with the commitment . Apa mau dikata, bulan-bulan berikutnya saya cenderung tenggelam dalam bermacam kesibukan (dan alasan) sehingga akhirnya lebih memilih untuk istirahat setiap ada waktu luang. Bad example, I know. Tahun 2017 saya tutup dengan keyakinan bahwa tahun berikutnya akan menjadi tahun yang adventurous . Insya Allah akan ada tanggung jawab baru yang mungk
Terhitung sejak September 2014, kehidupan perkuliahan saya menjadi tak semenyenangkan sebelumnya. Kenapa? Karena sejak bulan tersebut saya resmi memasuki semester ke 7. Semester (mendekati) akhir yang berarti kewajiban masuk kelas semakin sedikit namun frekuensi merenung di perpustakaan semakin tinggi. Ya, biasanya pada semester tersebut, kebanyakan manusia di kampus saya mulai tenggelam dalam kesibukan akibat sebuah prasyarat lulus bernama skripsi. Waktu saya kecil, ayah dan ibu saya sering bercerita mengenai petualangan skripsi mereka. Betapa dosen pembimbing sibuk ke luar kota sehingga sulit ditemui untuk bimbingan dan fakta bahwa proses pengerjaan karya tulis tersebut masih menggunakan mesin ketik. Saya senang mendengar cerita-cerita tersebut. Saya kecil tidak sabar untuk tumbuh dewasa menjadi seorang mahasiswa. Seorang mahasiswa yang pada akhirnya akan sibuk wara-wiri mengurus skripsi. Kesempatan menjadi manusia skripsi akhirnya datang di akhir September tahun lalu. Saya
Hello :) Seneng deh rasanya denger cerita dari temen2 di rumah soal serunya wisuda. Setelah berbulan2 rempong sama urusan UAN, akhirnya bisa santai2 lagi setelah dinyatakan lulus. Oh well, ngga nyantai2 juga sih, kan masih sibuk nyari kampus hehe. Anwway, kadang sedih juga sih kalo dipikir2. So this is how it works : Taun lalu saat saya seharusnya naik kelas 3, saya berangkat ke Amerika ( hehehe ) Setiap sekolah di Amrik sini punya sistem yang beda sih, sebagian dari mereka ngijinin exchange students buat transfer kredit mereka dari negara asal ke sekolah yang di Amrik. Jadi kalo emang kreditnya cukup buat lulus ya mereka bisa dapet diploma disini. But not all schools roll like that. Salah satunya, sekolah gw disini. Man, waktu pertama dikasih tau gw ngga bakal lulus disini, gw to be honest agak kecewa. I felt like I was going to waste my time; considering that I had to be a junior again. And next year when I would go home, I'd have to be a senior while all friends hav